CERPEN "NESYA"
Ia hanya melamun di kursi yang dikelilingi reremputan yang kini terlihat
menghitam di malam hari.Nasya tidak mengerti dengan dirinya sendiri.Ia
bingung,dari mana perasaan kesal,marah,sebal dan tidak suka itu muncul.Apakah
itu artinya ia menyukai Raka ? Buru-buru ia menggelengkan kepala.
"Benar pasti
itu",gumam renata yang kini mulai menemukan benang merah dari cerita
hidupnya.Sebuah benang yang menghubungkan aneka kejadian aneh dalam
hidupnya.Tidak salah lagi.Tidak akan ada alasan lain lagi yang lebih rasional
dibandingkan hal ini.
"Apanya yang
benar?" Sebuah suara terdengar disertai langakah kaki mendekat.
Nasya memutar tubuh dengan kaget.Jangan bilang kalau dirinya mengatakan
semua hal yang ada di pikirnya barusan.
"Kenapa kau
melamun di sini?" tanya Raka sambil berjalan makin mendekat.
Nasya balas memandang Raka dengan perasaan cemas.Khawatir.Apa saja yang
Raka dengar.
"Ada apa? kenapa
kau menatapkan begitu?" tanya Raka lagi.
"EH?"
"Kau tidak
apa-apa?".
Nasya mencoba melihat
mata Raka lebih lama lagi.Sepertinya Raka belum tahu.Sepertinya Raka tidak
sebodoh itu,hingga mengatakan semua yang ada di hatinya."Bukan
apa-apa.Maksudku,aku tidak apa-apa."
Raka lalu duduk di
hadapan Nasya."ini salahku maaff.. " ujarnya Raka sambil tersenyum
kecut."Aku tidak tahu kalau saat ponelku hilang,akan terjadi masalah
semacam ini".
Alis Nasya tertaut
heran."Ponselmu hilang?"
Raka menatap jauh ke
rerumputan."Ya yang membuatku tidak habis pikir,kenapa ada orang yang
mencuri ponselmu hanya untuk mengerjaimu?"Raka tidak sedang
bertanya."Kalau saja aku tahu,aku pasti akan melindungimu."
"Tidak
apa-apa."Renata menenangkan."Toh,aku masih baik-baik saja."
Nasya tidak bisa
menahan diri untuk tidak tersenyum."Iya,untung ada Raka yang datang
menolongku."
Renata menyesali
kata-katanya sendiri detik berikutnya.karena saat kembali mengingat Raka,ia
kembali merasakan debaran menyakitkan yang berdetak kecang di dadanya.
Perasaan jatuh cinta
sekaligus patah hati...
Komentar
Posting Komentar